Menghalalkan Cinta

Jarak ini memekarkan rindu yang begitu menggebu.
Hanya do'a yang bisa kuurai. untuk sebuah pertemuan indah nantinya.
yaa Allah.., jagalah suamiku.
Dengan sebaik-baik penjagaan dari-Mu.



Mengawali pagi yang indah. Matahari bersinar cerah. Menandakan jantung kehidupan mulai berputar. Pagi ini merupakan hari yang paling bahagia dikeluarga ini. Tau kenapa? Karena hari ini adalah hari yang bersejarah untuk sepupu kami Rahmat. Yang dalam hitungan beberapa jam lagi akan mengakhiri masa singlenya.

Aku turut bahagia dan beberapa keluarga kami juga merasakan hal yang sama. Terlebih lagi suamiku yang berada di negeri seberang ikut merasakan kebahagian itu.

Tak lama kemudian, tepat pukul sebelas siang itu, sebelas mobil meluncur meninggalkan kota Bengkulu menuju Tanjung Palik, Bengkulu Utara. Siang yang sungguh membara. Aku menikmati perjalanan ini beberapa saat lamanya, dan setelah itu aku ikut menyusul sepupuku heppy yang ikut tumbang disebelahku.

“woam...” aku menutup mulutku yang terbuka serta mengucek-ngucek mata yang beberapa kali terpejam. Sambil melirik di sebelahku yang tidurnya begitu pulas. Sebenernya kami sama-sama mengantuk. Karena semalaman kami bercerita panjang lebar hingga larut malam. Paginya disusul dengan bangun sebelum subuh. Alhasil terkankuntuk-kantuk lah pula.

Tak terasa kami sudah memasuki kampung palik. lima menit kemudian kami sudah berada di tempat lokasi mempelai wanita. Pasti perasaan yang sebentar lagi akan melangsungkan akad nikah, tak karuan, campur deg-degan. Gak percaya...? keringat dingin rahmat bercucuran, terdengar suaranya gemetaran saat menyebutkan lafaz nikah dan harus mengulang dua kali.
“sah...sah..” saat saksi mengatakan kata-kata tersebut. Senyum sang mempelaipun mengembang bak bunga bangkai bermekaran. (maklum Bengkulu penghasil bunga bangkai haha).

“Shubhanallah,” ucapku dalam hati. Memoar beberapa bulan silam kembali bermunculan. Saat kami berada di posisi yang sama. Tengah menunggu detik-detik bahagia untuk menuju keridhaannya. Allah Akbar.., setelah akad itu terucap, beberapa kristal bening meluncur dari bola mataku. Rasa itu berubah menjadi mengharu biru. Dan status kami pun berubah. Yang tadinya beliau jejaka, kini telah menjadi seorang suami yang di beri amanah untuk menjaga dan membimbing sang istri sampai akhir hayat. Begitu juga sebaliknya. Yang tadinya berstatus gadis, kini sudah menjadi istri yang akan setia berbakti dan mendampingi perjuangan suami.

Bukan hanya status yang berubah, juga keluarga bertambah. Sebelum menikah kita hanya mempunyai satu ayah dan ibu. Namun setelah menikah, keluargapun ikut bertambah. Karena orang tua suami adalah orang tua kita juga dan begitu juga family dari suami atau istri juga menjadi family kita. Shubhanallah salah satu hikmah dari menikah adalah mempererat dan memperluas jalinan persaudaraan.

***
“barakallahu lakumaa, waa baaraka ‘alaikumaa... waa jama’aa bainakumaa fie khair.” Ucap sang imam saat menyampaikan khutbah nikah tersebut. Ada perasaan yang begitu menyusup dalam jiwa dan raga.
Sakinah, mawaddah, warahmah akan tercipta kalau satu sama lain saling dan saling. Yaitu saling pengertian, saling menghargai, saling menghormati, saling percaya, dan saling setia.

Kehidupan itu sangat singkat dan begitu juga bagian dari rumah tangga yang bakal dijalani. Paling Cuma bertahan tiga puluh tahun. Itupun kalau umur kita panjang. Setelahnya hanya sisa-sisa kehidupan yang akan kita jalani nantinya. Sebelum kita alfa, dan mendapati kesia-siaan itu. Maka jalanilah kehidupan berumah tangga ini sebaik mungkin. Jadilah istri atau suami yang terbaik kepada pasangan masing-masing. Karena istri merupakan amanah yang Allah titipkan kepada suami. Begitu juga suami adalah tempat istri berbakti dan mengabdikan diri guna mencari keridhaan Allah. Jalanilah peran ini sebaik mungkin. Sehingga keduanya mendapatkan keridhaan dari sang Ilahi Rabbie.” Pesan ini lah yang di sampaikan oleh pak gubernur Bengkulu. Bapak Junaidi Hamsyah, ketika beliau memberikan ceramah untuk kedua mempelai. Waktu walimahan di Bengkulu kota.

***



Sungguh, adalah sekenario Ilahi. saat dua insan bertaut hati, dalam ikatan nan suci. 
Karena dalam cinta selalu ada kekuatan, yang menggerakkan hati dan tekad. Untuk sama-sama melangkah di jalan-Nya. 

“Tak pernah nampak bagi dua orang yang saling mencintai, sebagaimana nampaknya ketika mereka berdua telah menikah.”
-HR. Thabrani


Bengkulu, 9 juni 2013


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Sahabat

Blog List

Jumlah Pengunjung

About

Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2012/08/kumpulan-jam-islami.html#ixzz2UXFRyhZU

Blogger templates

https://a1.sndcdn.com/images/default_avatar_large.png?9556ac0

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

Arsip Blog

Search This Blog

Keep Listening