Hujan Bersama Rindu

Sore ini hujan turun perlahan menyirami bumi rafflesiaku yang beberapa hari ini terik sungguh menyengat mentari. Hujan maghrib ini kusambut penuh syahdu. Karena setiap darinya mengangitkanku slide rindu pada kandaku yang sedang berjuang di negri seberang.



“Apakabar kanda disana?” aku melempar tanya lewat cabaran angin dingin malam ini. kubiarkan air hujan membasahi permukaan tanganku. Aku sengaja membuka pintu dan mendekat kearah kucuran hujan dan membiyarkannya jatuh menyirami wajahku. Kelopak mataku kian memanas, seakan ingin menarik aliran mataku. Lalu air mata itu tumpah.
“Kanda... sungguh aku merindumu.” Isakku di sela-sela hujan yang kian lebat membasahi bumi yang kupijak kini.
kutitip rindu padamu Rabbie... agar kekasih hati selalu Engkau lindungi dengan rahmat n hidayah-Mu yang tiada pernah luntur.
Kuhanyutkan hatiku, menuju Cintamu.
Semoga kanda disana selalu bahagia.


Senandung Cinta Untuk Kanda

Pagi ini terasa sunyi
Karena malamku tanpa candamu
Pagi ini juga terasa dingin
Karena malamku tak bersamamu
Pada embun pagi,
kuminta ia sejukkan hatimu
pada matahari,
kuminta ia terangi jiwamu
pada tiap lapisan awan,
kupinta ia menjadi berwarna biru
hingga setiap darinya menjadi warna terindah
seperti yang paling kanda suka..

pagi ini hujan menyelimutiku
rintiknya menari menyambut pagi.
semoga mentari nanti tersenyum cerah.
seindah senyummu tat kala menatapku.
dan nanti,
ketika matamu terbuka,
aku berharap ada disampingmu
memelukmu hangat,
hingga sedih hatimu menjadi hilang
dan akan kulihat lagi...
senyum kebahagiaan di wajahmu,
juga cinta dimata indahmu sayang,

di sela munajahku kepada-Nya pagi ini,
Kuberdo'a ingin selalu bersamamu kanda untuk selama...
karena tanpamu jiwa ini seakan hampa.
selalu menunggu dengan kucuran air mata penantian,

Rabbie... pertemukan kami dalam waktu dekat.

Senandung Rindu

Aku ingin pulang kepada hati yg kucintai
tapi aku harus menunggu,
di setiap heningku tak pernah lelah kau menemaniku
walau itu hanya bayang-bayang senyummu yg bila kusentuh senyum itu pergi

Di setiap matahari pergi, s'lalu saja terlihat saat kau berjalan meninggalkanku
meninggalkan seribu rindu,
yang entah kapan berakhir penantian ini.
untuk segera kita bertemu, meluapkan cinta yang tersimpan didada.

Kunikmati kesepian, kesendirian ini.
dengan nada, dengan mimpi, juga dengan kenanganmu
biar saja rindu ini hidup di dasar hati.
menunggu sampai waktu yang panjang menegurnya
sampai ia menemui muara yang ia cari.

kanda...,
telah kubingkai namamu didalam hatiku
tak bosan kusebut, ketika kumenghadap Rabbku.
setiap malamnya hati ini selalu bersenandung rindu untukmu.
seperti purnama yang senantiasa cahayanya selalu menanti.



Do'a Terindah

Sayang,
sejauh ini kurasakan do’amu selalu ada untuk bathinku.
penguat melawan lelah, melawan malas.
dan cahaya saat kegelapan tiba.
insfirasi itu lahir dari do’a-do’a tulusmu.

Kasihmu, cinta dalam mahligai terindah.
hadir untuk menjelaskan pada jiwaku.
aku ada untuk cintamu.
dan untuk do’amu aku disini.

Biarkan kata-kata ini menjelma do’a.
kutuliskan hanya untukmu kanda.
milad sa’id cinta...
do’amu lah yang memberiku kekuatan.
dari senyum bahagiamu, aku bahagia.

Menghalalkan Cinta

Jarak ini memekarkan rindu yang begitu menggebu.
Hanya do'a yang bisa kuurai. untuk sebuah pertemuan indah nantinya.
yaa Allah.., jagalah suamiku.
Dengan sebaik-baik penjagaan dari-Mu.



Mengawali pagi yang indah. Matahari bersinar cerah. Menandakan jantung kehidupan mulai berputar. Pagi ini merupakan hari yang paling bahagia dikeluarga ini. Tau kenapa? Karena hari ini adalah hari yang bersejarah untuk sepupu kami Rahmat. Yang dalam hitungan beberapa jam lagi akan mengakhiri masa singlenya.

Aku turut bahagia dan beberapa keluarga kami juga merasakan hal yang sama. Terlebih lagi suamiku yang berada di negeri seberang ikut merasakan kebahagian itu.

Tak lama kemudian, tepat pukul sebelas siang itu, sebelas mobil meluncur meninggalkan kota Bengkulu menuju Tanjung Palik, Bengkulu Utara. Siang yang sungguh membara. Aku menikmati perjalanan ini beberapa saat lamanya, dan setelah itu aku ikut menyusul sepupuku heppy yang ikut tumbang disebelahku.

“woam...” aku menutup mulutku yang terbuka serta mengucek-ngucek mata yang beberapa kali terpejam. Sambil melirik di sebelahku yang tidurnya begitu pulas. Sebenernya kami sama-sama mengantuk. Karena semalaman kami bercerita panjang lebar hingga larut malam. Paginya disusul dengan bangun sebelum subuh. Alhasil terkankuntuk-kantuk lah pula.

Tak terasa kami sudah memasuki kampung palik. lima menit kemudian kami sudah berada di tempat lokasi mempelai wanita. Pasti perasaan yang sebentar lagi akan melangsungkan akad nikah, tak karuan, campur deg-degan. Gak percaya...? keringat dingin rahmat bercucuran, terdengar suaranya gemetaran saat menyebutkan lafaz nikah dan harus mengulang dua kali.
“sah...sah..” saat saksi mengatakan kata-kata tersebut. Senyum sang mempelaipun mengembang bak bunga bangkai bermekaran. (maklum Bengkulu penghasil bunga bangkai haha).

“Shubhanallah,” ucapku dalam hati. Memoar beberapa bulan silam kembali bermunculan. Saat kami berada di posisi yang sama. Tengah menunggu detik-detik bahagia untuk menuju keridhaannya. Allah Akbar.., setelah akad itu terucap, beberapa kristal bening meluncur dari bola mataku. Rasa itu berubah menjadi mengharu biru. Dan status kami pun berubah. Yang tadinya beliau jejaka, kini telah menjadi seorang suami yang di beri amanah untuk menjaga dan membimbing sang istri sampai akhir hayat. Begitu juga sebaliknya. Yang tadinya berstatus gadis, kini sudah menjadi istri yang akan setia berbakti dan mendampingi perjuangan suami.

Bukan hanya status yang berubah, juga keluarga bertambah. Sebelum menikah kita hanya mempunyai satu ayah dan ibu. Namun setelah menikah, keluargapun ikut bertambah. Karena orang tua suami adalah orang tua kita juga dan begitu juga family dari suami atau istri juga menjadi family kita. Shubhanallah salah satu hikmah dari menikah adalah mempererat dan memperluas jalinan persaudaraan.

***
“barakallahu lakumaa, waa baaraka ‘alaikumaa... waa jama’aa bainakumaa fie khair.” Ucap sang imam saat menyampaikan khutbah nikah tersebut. Ada perasaan yang begitu menyusup dalam jiwa dan raga.
Sakinah, mawaddah, warahmah akan tercipta kalau satu sama lain saling dan saling. Yaitu saling pengertian, saling menghargai, saling menghormati, saling percaya, dan saling setia.

Kehidupan itu sangat singkat dan begitu juga bagian dari rumah tangga yang bakal dijalani. Paling Cuma bertahan tiga puluh tahun. Itupun kalau umur kita panjang. Setelahnya hanya sisa-sisa kehidupan yang akan kita jalani nantinya. Sebelum kita alfa, dan mendapati kesia-siaan itu. Maka jalanilah kehidupan berumah tangga ini sebaik mungkin. Jadilah istri atau suami yang terbaik kepada pasangan masing-masing. Karena istri merupakan amanah yang Allah titipkan kepada suami. Begitu juga suami adalah tempat istri berbakti dan mengabdikan diri guna mencari keridhaan Allah. Jalanilah peran ini sebaik mungkin. Sehingga keduanya mendapatkan keridhaan dari sang Ilahi Rabbie.” Pesan ini lah yang di sampaikan oleh pak gubernur Bengkulu. Bapak Junaidi Hamsyah, ketika beliau memberikan ceramah untuk kedua mempelai. Waktu walimahan di Bengkulu kota.

***



Sungguh, adalah sekenario Ilahi. saat dua insan bertaut hati, dalam ikatan nan suci. 
Karena dalam cinta selalu ada kekuatan, yang menggerakkan hati dan tekad. Untuk sama-sama melangkah di jalan-Nya. 

“Tak pernah nampak bagi dua orang yang saling mencintai, sebagaimana nampaknya ketika mereka berdua telah menikah.”
-HR. Thabrani


Bengkulu, 9 juni 2013


Gerimis Rindu

Jika hujan adalah rindu
Maka penantian adalah pelangi.
Dan..
Jika rintik adalah tangis.
Anggap saja aku menangis menantimu.



Kupejamkan mata, membiarkan buncahnya meneguk hangat aliran dari mataku. Ingin kubasah pada sejuknya yang tak pernah alfa. Tak pernah dusta, bahkan ia selalu ada untukku. disaat tak siapapun mengingatku.
Aku begitu menyukai hujan. Ia selalu membawa kesejukan. Dan selalu menawarkan rindu yang tak kunjung sirna. Rindu yang sama selalu terukir untuknya.
Lagi-lagi aku hanya menyeka butiran bening, yang sedari tadi terus mengalir mengenangmu. Disertai memoar indah bermunculan satu persatu.  
Aku ingin keadaan ini cepat berlalu. Ingin kembali beberapa bulan silam saat bersamamu. Saat canda tawa menghiasi hari-hari kita.
“tetap berdo’a kepada Allah dan meminta yang terbaik. Supaya Allah memberi kita ketabahan sayang...” kata-kata itu selalu terngiang ditelingaku, saat aku hampir hilang kendali. Saat kesedihan mulai merajut hari.
“ahh, kita memang seharusnya selalu bersabar suamiku sayang. Allah tau apa yang terbaik untuk kita.” Sambil menatap langit-langit kamar dan menahan sesak rindu yang mendera. Lalu tangis itu kembali pecah.

Aah, rindu ini tak terbendungkan.
Setiap malamnya akan selalu sama.
Selalu menantimu.
menanti kepulanganmu sayang...
Aku tetap merindu.


Rabbie..,
Mudahkanlah suamiku dalam berjuang.
Beri  beliau kelulusan. Dan cepat kembali ketanah air.
Karena kami saling merindui.


      

Aku Harap

Jika setiap puisi adalah do’a
Aku harap ini adalah puisi.
Kristal bening berjatuhan, saat mengadahMu.
Ku tak ingin malam ini cepat berlalu.
Saat malam kian lekat.
Kucari cahaya dibalik awan kelam.
Namun malam ini bintang tak benderang.

Dibalik temaran malam.
Kurajut untain do’a pada sang pencipta.
Untukmu kanda..,
Yang sedang ujian, untuk memperjuangkan
Masa depan.



Rabbunaa Yusahhil .

Allah always with us ^_^

Rindu tak Bertepi

Aku tak tau
Apa yang harus aku katakan.
Aku bingung
Bagaimana aku mengungkapkannya.
Sungguh...
Lebih-lebih apa yang harus kulakukan.


Aku hanya menginginkan hujan turun.
Membiarkan suara gemerciknya berjatuhan.
Membawaku mengenangmu dalam dekap cintamu.
Aku merindukan dirimu lima bulan lalu hingga kini.
Rindu itu tak pernah bertepi.
Sungguh, aku begitu merinduimu.
Kuharap dirimu selalu berada disisiku.

Hingga nanti.

Blog List

Jumlah Pengunjung

About

Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2012/08/kumpulan-jam-islami.html#ixzz2UXFRyhZU

Blogger templates

https://a1.sndcdn.com/images/default_avatar_large.png?9556ac0

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

Arsip Blog

Search This Blog

Keep Listening