Happy Day ^^
Alarn disebelahku meraung-raung. Tanganku reflex
menyambar dan langsung mematikannya. Kuperhatikan kamar yang remang-remang
hanya ada seutas cahaya disana. Cahaya berasal dari bawah meja tempat biasa aku menulis khat. Meja itu hari-hari ini
kerap kali menemaniku karena tugas ijazah khat yang harus aku selesaikan.
Ku kucek-kucek mataku dengan
sisa-sisa kantuk yang masih menyerang. Aku hanya melihat kearah meja tersebut
kasian dengan kertas yang masih berserakan. Untuk tugas pagi ini belum sempat
aku selesaikan, semalaman aku harus meninggalkannya tergeletak diatas meja itu
karena mengantuk.
Aku
langsung bangun menyeret langkahku menuju kamar mandi yang terletak dibelakang
deretan dapur. setelah itu ku tunaikan shalat dua raka'at. Lalu aku melanjutkan
tugas menulis ijazah khat (diwany jaly) yang terletak diatas meja sembari
menunggu panggilan shalat subuh.
Tepat pukul tujuh pagi
tugas itupun selesai, Alhamdulillah. Dengan berjalan santai aku menyusuri jalanan
aspal hitam mengkilat menuju kearah kulyah banats. Hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya
aku harus berlari sembari melihat arloji yang bertengger manis dipergelangan
tanganku. Tanpak hari ini begitu cerah, aku meletakkan beberapa kertas diatas
kepalaku sebagai pelindung. Aku memicingkan mataku karena terkena kilauan
sengatan matahari yang jatuh kewajahku.
Aku tersenyum bahagia,
wajahku cerah sekali karena diperjalanan tadi, ada pemuda yang baik hati
mempersilahkan aku duduk dikursinya. Tidak seperti hari-hari yang sudah aku
harus berdiri diantara orang ramai bergelantungan di bus yang super padat itu. Sesampai
di Markaz Halqah Khairiyah tempat dimana aku belajar khat disambut dengan
sapaan shabahal khair oleh Ust. Belaid syaikh kami yang berasal dari Maroko.
Beliau adalah murid ke sebelas ust. Hasan Caleby ( ahli khat ) berasal dari
turkey.
Setelah memperhatikan
ijazah yang ku buat, beliau hanya tersenyum. Aku tersenyum kegirangan, karena
kupikir tugas ijazahku diterima, eh ternyata.
"hadza muqahhar wala
hadza muqahhar?" beliau menunjukkan kertasku yang berada ditangan beliau.
Aku melirik keteman-teman yang lain yang tak begitu jauh dari tempat kami
menulis meminta jawaban.
"hadza muqahhar,
laisa hadza" beliau hanya tertawa kearahku. Yang lain juga ikut tertawa.
Malunya aku, pakai acara nulis dikertasnya kebalik lagi. Tapi its okey lah. Kan
baru pertama nulis, mudah-mudahan banyak ilmu yang didapat semakin sering
menulis, aku menghibur dalam hati. tapi ada semacam was-was harus menulis balik
karena harga kertas muqahhar itu sangat mahal. Satu kertas harganya 60 le,
kalau di rupiahin sekitar 120 ribulah, mahalkan???
Alhamdulillah beliau ngasi
muqahhar untuk yang kedua kalinya, asli seneng banget.
"nulis yang bagus
dirumah" pesan terakhir sebelum aku meninggalkan ruangan tersebut. Selain
itu aku diberi kertas oleh seorang khuttath dan hadiah tempat kertas bulat
memanjang, apa yah namanya, yang biasa dipakai oleh arsitek itu loh hihi gak
tau nama. Lupa# sambil nyengir. Jangan diketawain ya…
Hari itu perjalanan cukup
melelahkan, selesai dari markaz khat aku langsung mampir ke kampuz mengurus
ijazah akhir di Azhar ( syahadah muakkatah). Aku berlari-lari kecil mendatangi
ruangan tempat biasa orang-orang mengurus ijazah tersebut. Ku dapati ruangan
sepi, hanya ada beberapa kariawan ablah yang sedang duduk santai disana.
"lausamah "
kataku kepada seorang ablah.
"sa'ah isna
'asyar" jawabnya singkat. Ablah itu tidak ingin diganggu sepertinya. Aku
hanya melirik meja didepanku dan memperhatikan orang-orang disekitar ruangan.
Lalu aku meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan hampa. Sambil berpikir
" bisa gak ya ambil syahadah muakkatah hari ini?" disepanjang jalan
aku hanya menerka-nerka kemungkinan apa yang akan terjadi. Ini hari yang
kesekian kalinya aku meninggalkan ruangan ini. Perjuangan-perjuangan… semuanya
bernialai ibadah insyallah J
Seperti biasa aku menuju
kantin yang selalu ramai, aku memesan kibdah dan air mineral. Setelah itu aku
duduk dipinggir tangga mamna' jadid (bangunan baru) sambil menyantap kibdah
yang ku beli.
Satu jam berlalu aku
kembali lagi keruangan yang sama. Mendekati ablah yang menangani pengurusan
syu'bah ushuluddin.
"audzah ehh?"
tanya ablah didepanku.
"syahadah
muakkatah" jawabku mantap.
"syu'bah ehh?"
dia bertanya sambil melihat tumpukan berkas yang menggunung dimeja depannya.
"halimah assa'diyah
binti Muhammad" jawabku lagi dengan logat arab yang fashahah jiddan.
Setelah membolak-balik
kertas, berkas-berkas yang tertumpuk di atas meja itu akhirnya ablah tersebut
menemukan punyaku.
"fien shurah?"
tanyanya padaku. Lalu ku keluarkan dua buah pas poto berukuran empat kali enam,
ku sodorkan padanya cepat. Sebelum dia berubah pikiran, pikirku singkat.
Kalau gak cepat-cepat,
orang Mesir kadang suka mut-mutan. Alhamdulillah setelah menunggu lima menit
akhirnya punyaku selesai.
"shubhanallah laa
haula wala quwwata illa billah" yakinlah pertolongan Allah amat dekat dan
jangan lupa shalat dhuha karena Allah akan memudahkan rezeki kita.
Selalu semangat ^^
23.11 | Label: Ceritaku | 0 Comments
sekeping Memori^^
Matahari
semakin meninggi. Seperti biasa panasnya sungguh menyengat. Tak lama lagi musim
panas akan segera berakhir. Tak sabar rasanya menyambut musim dingin tiba dan
bersuka ria dengan jaket kesayanganku. Aku terus melaju melewati beberapa
gedung disebelahku. Kulihat kantin begitu ramai. Aku tetap melangkah hingga
sampai digedung mamna qadiem, gedung dimana aku akan mengurus ijazah akhir.
“auzah
ehh?” suaranya menggema diseluruh ruangan, besar sekali. Aku yang sedang menulis kasyfu takdirat
terhenti, mencari asal suara.
“astaghfirullah”
aku mengulang-ngulang dalam hati. Tak lama setelah itu suara marahan itu
berubah menjadi senyap. Aku pun tak tau pasti apa penyebabnya, tapi sepertinya
mama yang sedang duduk dikursi paling belakang itu sedang capek atau pusing
mengerjakan semua tugasnya yang kulihat ada beberapa buah gundukan kertas
penting diatas mejanya.
Diam-diam
aku mendekatinya dengan perasaan was-was takut aku menjadi sasaran amukan mama
tersebut selanjutnya.
“mama
dieh” aku menyodorkan kertas yang sudah kutulis. Dia melihat sekilas kerahku
dan tangannya secepat kilat menyambar kertas tersebut.
Aku
hanya melihat hampa, kertasku diletakkannya diantara kertas tak bertuan diatas
mejanya. Aku harap-harap cemas. Dia tidak mengatakan sepatah katapun kepadaku.
Aku
menunggu lama. Sambil melirik ke mama tersebut.
“auzah
ehh?” dia melihat kearahku.
“emta
ana akhuz waraah bitaie” kataku dengan nada agak sedikit keras.
“Ba’da
asyara ayyam” ujarnya singkat.
Aku
meninggalkan ruangan penuh kejenuhan itu dengan langkah semangat. aku mampir
dikantin kampus. Kuputuskan untuk membeli sesuatu dikantin tersebut.
Aku
berdiri diantara kerumunan banyak orang. Mengantri dikasir, aku terjepit
diantara tubuh orang mesir yang gede.
“uhuk-uhuk…”
suaraku terdengar nyaring. Baba si penjaga kasir mengatakan sesuatu yang membuat orang-orang
tertawa.
Beliau
langsung melirik kearahku tersenyum dan mengambil uang yang kusodorkan.
“to’miyah
bilbaidh” kataku lantang, diantara kerumunan banyak orang.
“wahdah?”
Tanya beliau.
“aiwa
“ jawabku singkat.
Aku
hanya tersenyum sendiri, geli… hehehe ternyata batukku membawa berkah.
Sering-sering
dech”kataku dalam hati sambil mengambil to’miyah bilbaidh yang kupesan.
Aku
duduk dibawah pohon yang rindang. Suara burung-burung terdengar riang bernyanyi
ditelingaku. Aku mengeluarkan bungkusan tersebut dan mulai menyantapnya.
Sudah
lama aku tidak pernah makan selahap ini. To’miyah bilbaidh kesukaanku. Huaaaa aku
pasti sangat merindukannya, saat-saat kuliah di kairo seperti ini. Merindukan bangunan
tua didepanku, merindukan kantin ini dan duduk diantara pohon-pohon yang
rindang sambil membaca buku. Dan melihat keatas langit sambil menatap pesawat,
berhayal kapan aku akan pulang. Banyak kenangan
yang terlukis indah di sepanjang perjalanan ini.
I
will miss u Al-Azhar, miss u so much Kairo…
Mendramatisir
jiddan, hehehe coz tak lama lagi nak balek kampong… tetep semangat...
23.05 | Label: Ceritaku | 0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog List
Jumlah Pengunjung
Blogroll
About
Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2012/08/kumpulan-jam-islami.html#ixzz2UXFRyhZU
Blogger templates
https://a1.sndcdn.com/images/default_avatar_large.png?9556ac0
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
-
Sayang, sejauh ini kurasakan do’amu selalu ada untuk bathinku. penguat melawan lelah, melawan malas. dan cahaya saat kegelapan tiba. i...
-
Alarn disebelahku meraung-raung. Tanganku reflex menyambar dan langsung mematikannya. Kuperhatikan kamar yang remang-remang hanya ada s...
-
Allah adalah tujuan dalam hidup ini..., akhirat merupakan rumah impian masa depan, berusaha tuk melakukan yg terbaik dlm hidup ini... seman...
-
Sore ini hujan turun perlahan menyirami bumi rafflesiaku yang beberapa hari ini terik sungguh menyengat mentari. Hujan maghrib ini kusambu...
-
Aku tak tau Apa yang harus aku katakan. Aku bingung Bagaimana aku mengungkapkannya. Sungguh... Lebih-lebih apa yang harus kulaku...
-
Aku ingin pulang kepada hati yg kucintai tapi aku harus menunggu, di setiap heningku tak pernah lelah kau menemaniku walau itu hanya ba...
-
Sebenarnya setiap malam aku menulang Rasa Berjalan di antara pelita langit Segalanya gelap, beringsut lalu menghilang Terbit seutas c...
-
Tahukah kamu aku sungguh merindu. Tanpa jeda. Bahkan tanpa kata. Rindu selalu bersayap. Selalu merentas jarak. Tahukah k...
-
Jika setiap puisi adalah do’a Aku harap ini adalah puisi. Kristal bening berjatuhan, saat mengadahMu. Ku tak ingin malam ini cepat b...
-
Siang yang sungguh membakar. Seperti tidak ingin memberi ampun kepada sesiapa yang sedang berada diluar rumah. Aroma keringat tercium...
Blog Archive
About Me
- Unknown