sekeping Memori^^



Matahari semakin meninggi. Seperti biasa panasnya sungguh menyengat. Tak lama lagi musim panas akan segera berakhir. Tak sabar rasanya menyambut musim dingin tiba dan bersuka ria dengan jaket kesayanganku. Aku terus melaju melewati beberapa gedung disebelahku. Kulihat kantin begitu ramai. Aku tetap melangkah hingga sampai digedung mamna qadiem, gedung dimana aku akan mengurus ijazah akhir.
“auzah ehh?” suaranya menggema diseluruh ruangan, besar sekali.  Aku yang sedang menulis kasyfu takdirat terhenti, mencari asal suara.
“astaghfirullah” aku mengulang-ngulang dalam hati. Tak lama setelah itu suara marahan itu berubah menjadi senyap. Aku pun tak tau pasti apa penyebabnya, tapi sepertinya mama yang sedang duduk dikursi paling belakang itu sedang capek atau pusing mengerjakan semua tugasnya yang kulihat ada beberapa buah gundukan kertas penting diatas mejanya.
Diam-diam aku mendekatinya dengan perasaan was-was takut aku menjadi sasaran amukan mama tersebut selanjutnya.
“mama dieh” aku menyodorkan kertas yang sudah kutulis. Dia melihat sekilas kerahku dan tangannya secepat kilat menyambar kertas tersebut.
Aku hanya melihat hampa, kertasku diletakkannya diantara kertas tak bertuan diatas mejanya. Aku harap-harap cemas. Dia tidak mengatakan sepatah katapun kepadaku.
Aku menunggu lama. Sambil melirik ke mama tersebut.
“auzah ehh?” dia melihat kearahku.
“emta ana akhuz waraah bitaie” kataku dengan nada agak sedikit keras.
“Ba’da asyara ayyam” ujarnya singkat.
Aku meninggalkan ruangan penuh kejenuhan itu dengan langkah semangat. aku mampir dikantin kampus. Kuputuskan untuk membeli sesuatu dikantin tersebut.
Aku berdiri diantara kerumunan banyak orang. Mengantri dikasir, aku terjepit diantara tubuh orang mesir yang gede. 
“uhuk-uhuk…” suaraku terdengar nyaring. Baba si penjaga kasir  mengatakan sesuatu yang membuat orang-orang tertawa.
Beliau langsung melirik kearahku tersenyum dan mengambil uang yang kusodorkan.
“to’miyah bilbaidh” kataku lantang, diantara kerumunan banyak orang.
“wahdah?” Tanya beliau.
“aiwa “ jawabku singkat.
Aku hanya tersenyum sendiri, geli… hehehe ternyata batukku membawa berkah.
Sering-sering dech”kataku dalam hati sambil mengambil to’miyah bilbaidh yang kupesan.
Aku duduk dibawah pohon yang rindang. Suara burung-burung terdengar riang bernyanyi ditelingaku. Aku mengeluarkan bungkusan tersebut dan mulai menyantapnya.
Sudah lama aku tidak pernah makan selahap ini. To’miyah bilbaidh kesukaanku. Huaaaa aku pasti sangat merindukannya, saat-saat kuliah di kairo seperti ini. Merindukan bangunan tua didepanku, merindukan kantin ini dan duduk diantara pohon-pohon yang rindang sambil membaca buku. Dan melihat keatas langit sambil menatap pesawat, berhayal kapan aku akan pulang.  Banyak kenangan yang terlukis indah di sepanjang perjalanan ini.
I will miss u Al-Azhar, miss u so much Kairo…
Mendramatisir jiddan, hehehe coz tak lama lagi nak balek kampong… tetep semangat...

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Sahabat

Blog List

Jumlah Pengunjung

About

Sumber : http://fatholthearseko.blogspot.com/2012/08/kumpulan-jam-islami.html#ixzz2UXFRyhZU

Blogger templates

https://a1.sndcdn.com/images/default_avatar_large.png?9556ac0

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

Arsip Blog

Search This Blog

Keep Listening